• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • English
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Menara Ilmu - Smarabudaya
Pusat Studi Kebudayaan
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Artikel
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Informasi
  • Infografis
  • Kontak
  • Profil
  • Beranda
  • 2021
  • Desember
Arsip 2021:

Desember

Batik Baita Adi

Video Jumat, 10 Desember 2021

Batik Naskah merupakan sebuah motif batik yang dihasilkan dari alih wahana iluminasi yang ada pada naskah kuna. Dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewartakan teks yang terpendam di dalam naskah Koleksi Pakualaman maka, terbitlah upaya untuk menyebarluaskan apa yang terkandung dalam teks. Adanya alih wahana iluminasi ke motif batik tidak lain atas dasar adanya inisiasi dari G.K.B.R.A.A. Paku Alam yang mencoba untuk mensosialisasikan pesan teks dari naskah kuno melalui wastra batik.  

Tim Pusat Studi Kebudayaan terpanggil untuk turut serta menyebarluaskan pesan yang ada pada naskah dan melakukan sosialisasi mengenai pembuatan batik naskah. Tim memilih Metafora Perahu Layar yang dimuat pada naskah Sestra Ageng Adidarma dengan tujuan agar pesan tersembunyi yang lekat pada iluminasi Perahu Layar, yang kemudian ditorehkan menjadi motif batik itu dapat dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya wujud fisiknya sebagai selendang tetapi juga makna filosofis dari setiap perangkat Perahu Layar. Motif batik yang terinspirasi iluminasi Perahu Layar dalam naskah Sestra Ageng Adidarma ini kami beri nama “Baita Adi”. read more

Gugon Tuhon dan Modernitas: Tantangan Menjadi Orang Jawa di Tengah Simpang Peradaban 

Artikel Minggu, 5 Desember 2021

“Aja dolan wayah surup, mengko nek digondhol wewe!” (“Jangan bermain di waktu senja, nanti kalau diculik hantu wewe!”) 

Barangkali, generasi postmillennial yang lahir pada awal abad ke-21 sudah tidak lagi mengenal pantang-larang tersebut. Bahkan, bisa jadi mereka pun tidak akrab lagi dengan apa, siapa dan bagaimana bentuk sesosok wewe itu. Pada kenyataannya, tiap senja hari kita bisa melihat betapa banyaknya anak-anak dan remaja yang justru duduk berkerumun di sudut-sudut ruang publik, lebih-lebih dengan akses wi-fi yang gratis dan cepat, untuk bermain mobile game atau sekadar bermedia sosial. Bahkan tak sedikit pula yang dengan tegas menyergah dengan kata-kata “Ah, mitos!”, “itu ‘kan cuma takhayul!”, atau malah dari kalangan orang Jawa sendiri sering terbetik kata-kata “gugon tuhon kok diandel” (gugon-tuhon kok dipercaya). Hal ini membuktikan beberapa hal, di antaranya bahwa gugon tuhon ini telah lekang dimakan zaman, atau bahkan juga berarti lain: bahwa manusia Jawa sedang berubah menuju pola pikir yang lebih rasional, pragmatis, dan bisa jadi, juga hedonistik: semata-mata mengejar kenikmatan inderawi tanpa mempedulikan asas nilai, termasuk di dalamnya nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam berbagai produk peradaban, di antaranya gugon tuhon.  read more

Link



Recent Posts

  • Batik Baita Adi
  • Gugon Tuhon dan Modernitas: Tantangan Menjadi Orang Jawa di Tengah Simpang Peradaban 
  • Pertarungan Identitas dalam Hip-Hop Jawa
  • Piwulang R.M Suryopranoto
  • Ayo Dolanan! Mengenal Kembali Tembang Dolanan dan Permainan Anak

Arsip

  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021

Kategori

  • Artikel
  • Infografis
  • Video

Meta

  • Masuk
  • Entries RSS
  • Comments RSS
  • web instansi
Universitas Gadjah Mada

Menara Ilmu – Smarabudaya

Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada

Jl. Trengguli No. E9, Bulaksumur, Yogyakarta
+62 (274) 521317
kebudayaan.pusdi@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju