
Batik Naskah merupakan sebuah motif batik yang dihasilkan dari alih wahana iluminasi yang ada pada naskah kuna. Dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewartakan teks yang terpendam di dalam naskah Koleksi Pakualaman maka, terbitlah upaya untuk menyebarluaskan apa yang terkandung dalam teks. Adanya alih wahana iluminasi ke motif batik tidak lain atas dasar adanya inisiasi dari G.K.B.R.A.A. Paku Alam yang mencoba untuk mensosialisasikan pesan teks dari naskah kuno melalui wastra batik.
Tim Pusat Studi Kebudayaan terpanggil untuk turut serta menyebarluaskan pesan yang ada pada naskah dan melakukan sosialisasi mengenai pembuatan batik naskah. Tim memilih Metafora Perahu Layar yang dimuat pada naskah Sestra Ageng Adidarma dengan tujuan agar pesan tersembunyi yang lekat pada iluminasi Perahu Layar, yang kemudian ditorehkan menjadi motif batik itu dapat dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya wujud fisiknya sebagai selendang tetapi juga makna filosofis dari setiap perangkat Perahu Layar. Motif batik yang terinspirasi iluminasi Perahu Layar dalam naskah Sestra Ageng Adidarma ini kami beri nama “Baita Adi”.
Proses pembuatan batik Baita Adi dilakukan oleh kelompok pembatik di rumah produksi Batik Abimanyu yang beralamat di Nglendah, Kulonprogo. Pilihan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh para pembatik di sana yang terbukti sudah tergolong maju (bukan pemula) dan mereka membutuhkan pengembangan diri dalam hal membuat motif baru. Selendang batik Baita Adi memiliki ukuran panjang 200cm dan lebar 50cm. dibuat dengan bahan santung dan dibatik menggunakan teknik cap dan canthing. Batik Baita Adi memiliki warna dasar hitam dengan beberapa bagian motif diberi latar coklat soga. Motif pada batik Baita Adi merepresentasikan iluminasi yang ada pada naskah. Seperti pada bagian utama selendang merupakan motif kapal layar serta di sisi kanan dan kirinya terdapat motif kemudi. Untuk bagian tumpal atau motif yang berada di ujung selendang merupakan motif kompas dengan juru mualim dibagian ujungnya. Selendang Batik Baita ini diharapkan dapat menjadi sebuah karya yang dapat mengenalkan khazanah naskah-naskah kuno serta dapat memberikan pengajaran melalui motifnya.
Penulis: Enjang Prasetyo Wening
Videografer: Rafaga Swara